Abstrak
Pembelajaran matematika
yang terjadi selama ini kurang efektif, karena siswa hanya menerima informasi
pembelajaran dari guru. Selain itu, guru juga masih menggunakan metode ceramah
dalam kegiatan belajar mengajar. Akibatnya pembelajaran kurang bermakna, siswa
menjadi bosan dengan kegiatan belajar mengajar sehingga mempengaruhi motivasi siswa dalam
belajar . Oleh karena itu,perlu adanya suatu model pembelajaran yang diharapkan
dapat membangkitkan motivasi siswa seperti Quantum Learning. Quantum learning
merupakan kiat, petunjuk, strategi dan
seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta
membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Model
ini juga dapat membangkitkan motivasi belajar siswa khususnya dalam
pembelajaran matematika.
Kata
kunci : Belajar, motivasi, Quantum
Learning
I. Pendahuluan
I.I
Latar Belakang Masalah
Matematika adalah ilmu dasar yang wajib dipelajari oleh
semua siswa dari tingkat SD sampai tingkat SMA bahkan juga di perguruan tinggi,
seperti kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari. Matematika memegang peranan
penting karena matematika tidak hanya diterapkan pada saat belajar matematika
itu sendiri tetapi matematika diterapkan juga pada bidang ilmu pengetahuan yang
lain, seperti : kimia, fisika, biologi, ekonomi, dan lain-lain.
Pembelajaran
matematika yang terjadi selama ini kurang efektif, karena siswa hanya menerima
informasi pembelajaran dari guru. Selain itu, guru juga masih menggunakan
metode ceramah dalam kegiatan belajar mengajar. Akibatnya pembelajaran kurang
bermakna, siswa menjadi bosan dengan kegiatan belajar mengajar sehingga mempengaruhi motivasi siswa dalam
belajar . Oleh karena itu,perlu adanya suatu model pembelajaran yang diharapkan
dapat membangkitkan motivasi siswa seperti Quantum
Learning. Quantum learning
merupakan kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat
mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu
proses yang menyenangkan dan bermanfaat.
I.II
Perumusan Masalah
·
Bagaimanakah cara membangkitkan motivasi
belajar siswa pada pelajaran matematika melalui model pembelajaran quantum learning ?
I.III
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, maka tujuannya adalah :
·
Mengetahui cara membangkitkan motivasi
belajar siswa pada pelajaran matematika melalui model pembelajaran quantum learning
II.
Pembahasan
Belajar
merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan belajar
hanya dialami oleh siswa sendiri. Menurut Gagne (1984) belajar adalah sebagai
suatu proses dimana suatu organism berubah perilakunya sebagai akibat dari
pengalaman. Sedangkan Henry E Garret berpendapat bahwa belajar merupakan proses
yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang
membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu
perangsang tertentu.
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses
interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti
kegiatan tatap muka maupun kegiatan tidak langsung yaitu dengan cara menggunakan
berbagai media. (Rusman, 2008:159)
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau
pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbingpembelajaran di kelas atau yang
lainnya. (Rusman, 2008:150)
Quantum learning
merupakan kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat
mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu
proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Model ini juga dapat membangkitkan
motivasi belajar siswa.
Dalam
hubungannya dengan hal diatas, perlu dikembangkan model pembelajaran matematika
yang dapat meningkatkmembangkitkan motivasi belajar siswa, diantaranya dengan
menggunakan model pembelajaran quantum
learning.
A.
Belajar
Belajar
merupakan tidakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan belajar
hanya dialami oleh siswa sendiri. Menurut Gagne (1984) belajar adalah sebagai
suatu proses dimana suatu organism berybah perilakunya sebagai akibat dari
pengalaman. Sedangkan Henry E Garret berpendapat bahwa belajar merupakan proses
yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang
membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu
perangsang tertentu. Menurut
Sagala (2005 : 11) belajar merupkan
komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan
interaksi, baik yang bersifat eksplisit ataupun implisit
( tersembunyi).
Berdasarkan
pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa belajar adalah suatu
aktivitas yang mengarah pada perubahan diri seseorang yang dinyatakan dalam
cara perubahan bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
B. Motivasi
1. Pengertian
Motivasi
Menurut Hamalik (2007 :
56) motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Di dalam perumusan ini
kita dapat lihat, bahwa ada tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu sebagai
berikut :
a.
Motivasi
dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi
b.
Motivasi
ditandai dengan timbulnya perasaan affective
arousal.
c.
Motivasi
ditandai dengan reaksi – reaksi untuk mencapai tujuan.
2. Komponen
– komponen motivasi
Motivasi memiliki dus
komponen dalam (inner component), dan
luar (outer component). Komponen
dalam ialah perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, dan
ketegangan psikologis. Komponen luar ialah apa yang diinginkan seseorang ,
tujuan yang menjadi arah kelakuannya. Jadi, komponen dalam ialah kebutuhan yang
ingin dipuaskan, sedangkan komponen luar ialah tujuan yang hendak dicapai.
3. Analisis
dan Tinjauan terhadap Motivasi
Antara kebutuhan, motivasi, perbuatan atau kelakuan,
tujuan dan kepuasan terdapat hubungan dan kaitan yang kuat. Setiap perbuatan
senantiasa berkat adanya dorongan motivasi. Timbulnya motivasi oleh karena
seseorang merasakan sesuatu kebutuhan tertentu dan karenanya perbuatan tadi
terarah kepada pencapaian tujuan tertentu pula. Apabila tujuan telah tercapai
maka ia akan merasa puas. Kelakuan yang telah memberi kepuasan terhadap sesuatu
kebutuhan akan cenderung untuk diulang kembali, sehingga ia akan menjadi lebih
kuat dan lebih mantap.
4. Motivasi
dan Kebutuhan
Kebutuhan adalah kecenderungan – kecenderungan
permanen dalam diri seseorang yang menimbulkan dorongan dan menimbulkan
kelakuan untuk mencapai tujuan. Kebutuhan ini timbul oleh karena adanya
perubahan (internal change) dalam
organism atau disebabkan oleh perangsang kejadian – kejadian di lingkungan
organism.
5. Motivasi
dan Drive
Drive adalah sesuatu perubahan dalam struktur
neurofisiologis seseorang menjadi dasar organis dari perubahan energi, yang
disebut motivasi. Jadi timbulnya motivasi dikarenakan terjadinya perubahan –
perubahan neurofisiologis.
6. Motivasi
dan Tujuan
Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh suatu
perbuatan yang apabila tercapai akan memuaskan individu. Adanya tujuan yang
jelas dan disadari akan mempengaruhi kebutuhan dan ini akan mendorong timbulnya
motivasi dala diri seseorang.
7. Motivasi
dan Incentive
Incentive adalah hal – hal yang disediakan oleh lingkungan (guru) dengan maksud
merangsang murid bekerja lebih giat dan lebih baik, misalnya : kenaikan kelas,
hadiah, dan lain – lain. Guru sering kali menggunakan Incentive untuk memberikan motivasi kepada siswa didik untuk
mencapai tujuan – tujuan yang diinginkan.
8. Fungsi
Motivasi
a.
Mendorong
timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul
sesuatu perbuatan seperti belajar.
b.
Motivasi
berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan
yang diinginkan.
c.
Motivasi
berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar
kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
9. Nilai
Motivasi dalam Pengajaran
a.
Motivasi
menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbutan belajar murid. Belajar tanpa
adanya motivasi akan sulit berhasil.
b.
Pengajaran
yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajara yang disesuaikn dalam
kebutuhan, dorongan, motif, minat yangada pada murid.
c.
Pengajaran
yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan imajinasi guru untuk erusaha secara
sungguh – sungguh mencari cara – cara yang relevan dan sesuai guna
membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa.
d.
Asas motivasi
menjadi salah satu bagian yang integral daripada asas – asas mengajar.
Penggunaan motivasi dalam mengajar buku saja melengkapi prosedur mengajar,
tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif.
C.
Quantum Learning
1.
Pengertian
Quantum Learning
Quantum
learning merupakan kiat, petunjuk, strategi dan seluruh
proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat
belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat (dalam http://www.infoskripsi.com/Article/Quantum-Learning.html).
Konsep
penting Quantum learning oleh
DePorter dan Hernacki mendefinisikannya sebagai interaksi – interaksi yang
mengubah energi menjadi cahaya. (Sagala, 2005:105)
Manfaat dari quantum learning ini adalah dapat
meningkatkan sikap positif, motivasi, keterampilan belajar seumur hidup,
kepercayaan diri dan kesuksesan. Quantum
learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan
program neurolinguistik dengan teori, keyakinan, dan metode sendiri.
(Deporter;hernacki, 2009:13)
Quantum Learning mencakup aspek-aspek penting
tentang cara otak mengatur informasi. Menurut DePorter dkk (2002:16), “Quantum Learning adalah interaksi-interaksi
yang mengubah energi menjadi cahaya”. Dengan mengutip rumus Albert Einstein,
yakni E=mc2, DePorter memisalkan kekuatan energi ke dalam analogi tubuh manusia
yang secara fisik adalah materi. Sehingga tujuan belajar menurut Quantum Learning adalah meraih sebanyak
mungkin cahaya.
2.
PRINSIP-PRINSIP
Menurut
Saryono (dalam http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/11/pembelajaran-kuantum-sebagai-model-pembelajaran-yang-menyenangkan/)
Prinsip dapat berarti (1) aturan aksi atau perbuatan yang diterima atau dikenal
dan (2) sebuah hukum, aksioma, atau doktrin fundamental. Setidak-tidaknya ada
tiga macam prinsip utama yang membangun sosok pembelajaran kuantum. Ketiga
prinsip utama yang dimaksud sebagai berikut.
a. Prinsip utama pembelajaran
kuantum berbunyi: Bawalah Dunia Mereka (Pembelajar) ke dalam Dunia Kita
(Pengajar), dan Antarkan Dunia Kita (Pengajar) ke dalam Dunia Mereka (Pembelajar).
b. Dalam pembelajaran kuantum juga
berlaku prinsip bahwa proses pembelajaran merupakan permainan orkestra simfoni.
c. Dalam pembelajaran kuantum juga
berlaku prinsip bahwa pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya
keunggulan. Oleh karena itu, keunggulan ini bahkan telah dipandang sebagai
jantung fondasi pembelajaran kuantum. Ada delapan prinsip keunggulan – yang
juga disebut delapan kunci keunggulan, yaitu :
·
Terapkanlah hidup dalam integritas
Dalam
pembelajaran, bersikaplah apa adanya, tulus, dan menyeluruh yang lahir ketika
ni lai-nilai dan perilaku kita menyatu. Hal ini dapat meningkatkan motivasi
belajar yang pada giliran nya mencapai tujuan belajar. Dengan kata lain,
integritas dapat membuka pintu jalan me nuju prestasi puncak.
·
Akuilah
Kegagalan Dapat Membawa Kesuksesan
Dalam
pembelajaran, kita harus mengerti dan mengakui bahwa kesalahan atau kegagalan
dapat memberikan informasi kepada kita yang diperlukan untuk belajar lebih
lanjut sehingga kita dapat berhasil. Kegagalan janganlah membuat cemas terus
menerus dan diberi hukuman karena kegagalan merupakan tanda bahwa seseorang
telah belajar.
·
Berbicaralah dengan Niat Baik
Dalam
pembelajaran, perlu dikembangkan keterampilan berbicara dalam arti positif dan
bertanggung jawab atas komunikasi yang jujur dan langsung. Niat baik berbicara
dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar pembelajar.
·
Tegaskanlah Komitmen
Dalam
pembelajaran, baik pengajar maupun pembelajar harus mengikuti visi-misi tanpa
ragu-ragu, tetap pada rel yang telah ditetapkan. Untuk itu, mereka perlu
melakukan apa saja untuk menyelesaikan pekerjaan. Di sinilah perlu dikembangkan
slogan: Saya harus menyelesaikan pekerjaan yang memang harus saya selesaikan, bukan
yang hanya saya senangi.
·
Jadilah Pemilik
Dalam pembelajaran
harus ada tanggung jawab. Tanpa tanggung jawab tidak mungkin terjadi
pembelajaran yang bermakna dan bermutu. Karena itu, pengajar dan pembelajar
harus bertanggung jawab atas apa yang menjadi tugas mereka. Mereka hendaklah
menjadi manusia yang dapat diandalkan, seseorang yang bertanggung jawab.
·
Tetaplah Lentur
Dalam
pembelajaran, pertahankan kemampuan untuk mengubah yang sedang dilakukan untuk
memperoleh hasil yang diinginkan. Pembelajar, lebih-lebih pengajar, harus
pandai-pandai membaca lingkungan dan suasana, dan harus pandai-pandai mengubah
lingkungan dan suasana bilamana diperlukan.
·
Pertahankanlah Keseimbangan
Dalam
pembelajaran, pertahankan jiwa, tubuh, emosi, dan semangat dalam satu kesatuan
dan kesejajaran agar proses dan hasil pembelajaran efektif dan optimal. Tetap
dalam keseimbangan merupakan proses berjalan yang membutuhkan penyesuaian
terus-menerus sehingga diperlukan sikap dan tindakan cermat dari pembelajar dan
pengajar.
Adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran melalui konsep Quantum Lerning dengan cara yaitu :
pembelajaran melalui konsep Quantum Lerning dengan cara yaitu :
1) Kekuatan Ambak,
Sebelum
anda melakukan hampir segalanya dalam hidup anda, baik secara sadar maupun
tidak, anda akan bertanya pada diri anda tentang pertanyaan penting ini “Apa
manfaatnya bagiku?” Mulai dari pekerjaan yang paling sederhana hingga
monumental yang mengubah hidup, segala sesuatu harus menjadikan manfaat pribadi
atau anda tak mempunyai motivasi untuk melakukannya.
2) Penataan lingkungan belajar,
Dalam
menata lingkungan belajar, anda harus menciptakan suasana yang nyaman dan
santai, bisa juga dengan mendengarkan musik supaya terasa santai, terjaga, dan
siap berkonsentrasi. Menyesuaikan jenis musik sesuai dengan suasana hati,
kemudian anda juga dapat menggunakan pengingat – pengingat visual untuk mempertahankan
sikat positif dan berinteraksilah dengan lingkungan anda untuk menjadi pelajar
yang lebih baik.
3) Memupuk sikap juara,
Memahami
bagaimana K berarti keberhasilan yang tertunda bukan kegagalan, memilih reaksi
dan perbincangan diri anda untuk menciptakan motivasi yang kuat. Atasi rintagan
dengan membekali diri dengan pesan – pesan positif serta kendalikan kerangka
pikiran anda dengan mengendalikan ekspresi tubuh dan wajah. Pastikan untuk
mempunyai sikap positif, dan segalanya akan segera berubah.
4) Bebaskan gaya belajarnya,
Menemukan
cara – cara orang belajar, mempelajari bagaimana menyerap dan mengolah
informasi, menggunakan teknik – teknik untuk menyeimbangkan cara belajar dan
mencapai keberhasilan belajar, dan memantau cara belajar orang lain dalam hidup
anda.
5) Membiasakan mencatat,
Dengan
mencatat anda dapat melihat seluruh gambaran secara sekilas, mengingat detail
secara mudah, melihat hubungan antara gagasan dan konsep, bekerja sama dengan
otak, bukan bertentangan dengannya, dan menyingkirkan “format outline” yang membosankan, selamanya.
6) Membiasakan membaca,
Dengan
membiasakan membaca anda dapat mengembangkan kecepatan membaca secara dramatis,
meningkatkan pemahaman dan daya ingat, menambah pembendaharaan kata dan
menambah bank data, dan menghabiskan sedikit waktu untuk membaca sehingga anda
dapat mengerjakan hal – hal lain.
7) Jadikan anak lebih kreatif,
Memaksimumkan
proses – proses pemecahan secara kreatif, membiarkan otak kanan bekerja pada
situasi – situasi yang menantang, memahami peran paradigm pribadi dalam proses
– proses kreatif, mempelajari bagaimana curah gagasan (brain storming) dapat memberikan pemecahan inovatif bagi berbagai
masalah, dan menemukan keberhasilan dalam “berfikir tentang hasil (outcome thinking)
8) Melatih kekuatan memori anak.
Dengan melatih kekuatan memori anda dapat mengembangkan
kapasitas untuk mengingat fakta – fakta, detail – detail , dan “hal – hal yang
harus dilakukan, dengan mudah dapat mengingat daftar nama – nama, nomor –
nomor, dan hal – hal lain, meningkatkan keyakinan saat presentasi dan pidato –
pidato, dan mengingat nama – nama orang yang dikenal. (dalam http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2120770-penerapan-quantum-learning-dalam-pembelajaran/#ixzz29shvA2lw)
III. Penutup
III.I Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa
pembelajaran kuantum merupakan sebuah falsafah dan metodologi pembelajaran yang
umum yang dapat diterapkan baik di dalam lingkungan bisnis, lingkungan rumah,
lingkungan perusahanan, khususnya di
dalam lingkungan sekolah (pengajaran). Secara konseptual, falsafah dan
metodologi pembelajaran kuantum membawa angin segar bagi dunia pembelajaran di
Indonesia sebab karakteristik, prinsip-prinsip, dan pandangan-pandangannya jauh
lebih menyegarkan daripada falsafah dan metodologi pembelajaran yang sudah ada
(yang dominan watak behavioristis dan rasionalisme Cartesiannya). Selain itu
pembelajaran ini juga dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.
Motivasi adalah perubahan
energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan. Jika siswa memiliki motivasi, maka mereka
akan lebih merasa tertantang untuk mencapai tujuan tersebut.Meskipun
demikian, secara nyata, keterandalan dan kebaikan falsafah dan metodologi
pembelajaran kuantum ini masih perlu diuji dan dikaji lebih lanjut. Khusus
penerapannya di lingkungan kelas menuntut perubahan pola berpikir para
pelaksana pengajaran, budaya pengajaran dan pendidikan, dan struktur organisasi
sekolah dan struktur pembelajaran. Jika perubahan-perubahan tersebut dapat
dilakukan niscaya pembelajaran kuantum dapat dilaksanakan dengan hasil yang
optimal.
III.II Solusi
Cara membangkitkan
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika selain menggunakan model
pembelajaran quantum learning adalah
sebagai berikut :
- Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan kendala dalam belajar matematika.
- Berikan pengalaman belajar matematika yang menyenangkan.
- Jelaskan kepada siswa manfaat belajar matematika.
Lalu, cara kita melihat kemajuan atau
peningkatan motivasi belajar matematika siswa adalah dengan melihat beberapa indikator
diantaranya :
1. Siswa terdorong mengemukakan
ide-idenya, merasa bangga dan senang karena menggunakan idenya sendiri.
2. Siswa merasa senang
belajar matematika melalui diskusi dengan teman-temannya.
3. Siswa berpendapat
banwa ada kaitan matematika dengan lingkungan sekitar mereka.
4. Siswa berpendapat
bahwa pengetahuan matematika dapat diperoleh dengan mengembangkan idenya
sendiri.
5. Siswa berpendapat
bahwa pembelajaran matematika yang interaktif antara siswa dengan siswa dan
siswa dengan guru dapat menambah pengetahuan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Deporter,
Hernacki. 2009. Quantum Learning
(Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan). Bandung. Kaifa
Hamalik.
2007. Proses Belajar Mengajar.
Jakarta : Bumi Aksara
Rusman.2010.
Model-Model Pembelajaran(Mengembangkan
Profesionalisme Guru).Ban dung : Rajawali Pers
Sagala. 2005
. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung
: Alfabeta
Saryono.http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/11/pembelajaran-kuantum-sebagai-model-pembelajaran-yang-menyenangkan/).
Diakses 18 Oktober 2012
http://www.infoskripsi.com/Article/Quantum-Learning.html.
Diakses 18 Oktober 2012
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2120770-penerapan-quantum-learning-dalam-pembelajaran/#ixzz29shvA2lw.
Diakses 19 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar